Saturday, May 18, 2013

postcard membawa saya ke YUREP a.k.a Europe

Dear Postcard,

You really inspiring me ... A LOT !

Smile,
-della-



Itu mungkin kartu pos yang bakalan saya kirim ke pembuat kartu pos karena foto2 landscape berbagai belahan dunia bikin saya ngiler.

Postcard bergambar tulip dan windmill selalu di kirimkan oleh almarhum oma saya yang tinggal di negeri kincir angin ke mama saya sebagai salah satu media komunikasi mereka.

Lucunya walaupun saya dulu belum bisa membaca, terlebih bahasa almarhum oma kadang2 pake bahasa kompeni tapi saya selalu mengkoleksi semua postcard itu :) 

Tahun ini setelah nabung bertahun-tahun akhirnya saya sampai juga di salah satu tempat yang namanya EROPA. Semua di mulai dari mimpi. Mimpi liat gambar si postcard yang akhirnya jadi kenyataan.

FYI, mama saya adalah the one and only dalam keluarga inti-nya yang masih tinggal di Indonesia karena semua hijrah ke negeri kincir angin.

Misi pertama saya ke yurep a.k.a eropa adalah bertemu dengan complete version of my BIG family. Seumur hidup belum pernah ketemu mereka complete version. Seneng, seru, deg2an karena bakalan naik pesawat pertama kali dengan waktu lebih dari 12 jam karena ada transit2 segala, ketemu om, tante, ponakan, sepupu2 plus akhirnya sampe juga ke negara yang ada salju-nya :p [norak yaa.. tapi gak pa2 lah maklum product anak singkong :p hehehe]

Udah kebayang gimana seneng-nya bisa liat depan mata kepala sendiri windmill & kembang tulip yang tadinya cuma bisa diliat di postcard

Old architectures, canal, sepeda dimana-mana, kereta super cepet, tranportasi bersih dan tepat waktu bikin saya betah walau cuma sebentar aja.

Ternyata postcard menjadi alat penyemangat buat para pemimpi seperti saya ini.

Saya yakin banyak orang asing ke Indonesia gara2 liat gambar2 di  postcard bergambar monas, hamparan sawah hijau, gunung, laut, pantai, danau, dsb, dll. 

Semoga para orang asing itu gak "kejebak" sama gambar2 postcard-nya Indonesia. [baca "kejebak" : macet, banjir, polusi tingkat dewa].




melirik si LIRIK





MUSIC !

Satu kata tapi bisa buat hidup lebih hidup (iklan gak sih.. hehehe)

Buat saya music specially lirik dalam music tersebut bisa mewakilkan suasana hati dan apa yang ingin di katakan tapi tidak bisa di ungkapkan. 

Seringkali twit, status facebook atau path saya di isi oleh penggalan2 dari lirik lagu. Sebenernya pengen ngomong cuma kok ya susah di jabarkan entah karena malu, lagi marah, galau atau sekedar nyindir. Dua tahun terakhir ini sih kebanyakan pakai lirik untuk si dia yang sampe sekarang gak pernah nyadar kalo saya "gubrak in lop" sama dia *krik*

#ToWhomItMayConcern ... hastag untuk mengakhiri sepenggal lirik lagu yang sering saya pakai di status buat pria yang udah gak tau kemana itu *kemudian hening*

Ternyata dalam industri musik selain melody lagu yang catchy, lirik adalah salah satu faktor yang menentukan kalau lagu itu bakalan booming di pasaran atau enggak.

Di suatu masa ada band terkenal dengan para personil handal bermain musik dan vocalist bersuara keren tapi susah nulis lirik. see...? Jadilah lirik lagu langsung di serahkan kepada sang expert penulis lirik padahal si penulis lirik itu gak bisa memainkan alat musik apapun. 

Lirik "rocker juga manusia" dari group Serius atau "kamu dimana, dengan siapa, sedang berbuat apa"-nya Kangen Band bisa di bilang jadi hook lagu yang sebenernya penampakan si artis gak enak2 amat buat di pandang mata :p tapi toh gara2 lirik ajaib ini bisa jadi booming di negeri tercinta kita :)

Statistik lirik lagu paling banyak tuh tentang cinta. Entah lagi falling in love, gloomy, broke up atau sekedar flirting.

Seperti lirik lagu ADELE, wanita bertubuh subur-se-subur-nya itu bisa meroket dengan lirik "Someone like you" yang dulunya boro2 di lirik sama orang buat jadi penyanyi tenar. Lirik Someone Like You mewakilkan banyak manusia [seperti saya] buat speak up ke dunia apa yang ada di hati. Bisa treak2 pas lagi karaoke atau sekedar nulis status pake lirik ini.

So, if breakups' lyric never existed, the music industry would go bankrupt, right ?